Author Archives: Admin

https://icecassino.net

4 Tips Hemat Liburan ke Luar Negeri Tanpa Menguras Tabungan

Liburan ke luar negeri sering kali dianggap membutuhkan anggaran besar, terutama saat musim liburan akhir tahun. Namun, dengan perencanaan yang matang, Anda tetap bisa menikmati liburan menyenangkan tanpa perlu menguras tabungan.

Berikut empat tips praktis untuk membantu Anda menghemat biaya saat berlibur ke luar negeri:

1.Pilih Tujuan dengan Kurs Mata Uang yang Favorable

Pilihlah negara yang memiliki nilai tukar mata uang yang menguntungkan terhadap rupiah. Destinasi seperti Vietnam, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina dapat menjadi pilihan menarik.

  • Vietnam: Nikmati kuliner khas dengan anggaran sekitar 150.000 VND (Rp 31.000) per hari.
  • Korea Selatan: Dengan nilai won yang melemah, Anda bisa membeli lebih banyak merchandise K-Pop atau mencoba berbagai makanan khas.
  • Jepang: Meski dikenal dengan biaya hidup tinggi, penurunan nilai yen membuatnya lebih terjangkau.
  • Filipina: Transportasi publiknya memiliki biaya yang serupa dengan Indonesia, menjadikannya ramah kantong.

2. Gunakan Tiket Transportasi Regional Khusus Turis

Manfaatkan tiket transportasi yang dirancang khusus untuk wisatawan untuk menjelajahi berbagai tempat dengan biaya hemat.

  • Korea Selatan: Korea Rail Pass memungkinkan Anda melakukan perjalanan tak terbatas dengan kereta.
  • Vietnam: Open Bus Ticket memberikan fleksibilitas menjelajahi berbagai kota tanpa perlu membayar biaya tambahan di setiap perjalanan.

Tiket khusus ini tidak hanya menghemat biaya transportasi, tetapi juga memberikan kenyamanan saat berpindah antar destinasi.

3. Manfaatkan Promo dan Diskon di Platform Wisata

Gunakan platform seperti Traveloka, Klook, atau Trazy untuk mendapatkan penawaran khusus. Diskon pada tiket atraksi, tur, dan transportasi sering kali jauh lebih murah dibandingkan harga langsung di lokasi.

Misalnya, Anda bisa mendapatkan tiket masuk taman hiburan atau pengalaman tur unik dengan harga diskon. Dengan memanfaatkan promo ini, liburan Anda akan terasa lebih hemat dan menyenangkan.

4. Bergabung dengan Loyalty Program untuk Keuntungan Tambahan

Daftarkan diri pada program loyalitas yang ditawarkan maskapai penerbangan, hotel, atau restoran. Program ini memungkinkan Anda mengumpulkan poin dari setiap transaksi yang dapat ditukar dengan berbagai keuntungan, seperti:

  • Diskon tiket pesawat atau kamar hotel.
  • Upgrade fasilitas, seperti kamar lebih luas atau kelas bisnis.
  • Wi-Fi gratis dan late check-out di hotel.

Loyalty program tidak hanya membantu menghemat, tetapi juga memberikan pengalaman liburan yang lebih nyaman dan mewah.

Liburan ke luar negeri tidak harus mahal. Dengan strategi yang tepat, seperti memilih destinasi dengan nilai tukar yang menguntungkan, memanfaatkan tiket khusus turis, mencari promo di platform wisata, dan bergabung dengan program loyalitas, Anda bisa menikmati liburan tanpa khawatir soal anggaran.

Tren Wisata 2025: Mayoritas Orang Indonesia Pilih Habiskan Waktu di Hotel Saat Liburan

Pada tahun 2025, mayoritas wisatawan Indonesia diprediksi akan menghabiskan sebagian besar atau bahkan seluruh waktu mereka di hotel selama perjalanan wisata. Temuan ini berasal dari laporan SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025, yang melibatkan 12.000 responden dari 14 negara, termasuk 878 responden dari Indonesia.

“Sebanyak 78 persen wisatawan Indonesia cenderung menghabiskan waktu di hotel selama liburan pada tahun 2025. Angka ini berada di belakang India (80 persen) tetapi jauh di atas rata-rata global, yaitu 51 persen,” ujar Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder untuk Indonesia, dalam pemaparan survei di Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024).

Faktor Penting dalam Memilih Tempat Menginap

Survei ini juga menyoroti preferensi wisatawan dalam memilih tempat menginap. Wisatawan Indonesia lebih selektif dibandingkan rata-rata global dalam hal tipe kamar, fasilitas, dan daya tarik penginapan.

“Secara global, 46 persen wisatawan memilih kamar standar. Namun, hanya 33 persen wisatawan Indonesia yang memilih tipe ini. India mencatat 30 persen, sementara Tiongkok hanya 19 persen,” jelas Rio.

Pemandangan kamar menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan Indonesia, dengan 56 persen responden lokal menganggapnya sebagai faktor penting. Selain itu, fasilitas lain seperti televisi atau sistem audio (43 persen) dan bathtub (42 persen) juga menjadi pertimbangan.

Tren Global

Secara global, preferensi wisatawan sedikit berbeda. Sebanyak 56 persen wisatawan dunia memprioritaskan kenyamanan kasur dan bantal, diikuti oleh pemandangan kamar (53 persen) dan pengaturan suhu ruangan (35 persen).

Pandangan Stakeholder Industri Perhotelan

Menurut Rio, hasil survei ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pelaku industri perhotelan untuk memahami kebutuhan wisatawan modern.

“Survei ini memberikan gambaran tentang perubahan pasar global. Dengan memahami kebutuhan tamu, hotel dapat meningkatkan kualitas layanan dan akhirnya meningkatkan omzet,” ujar Rio.

Profil Responden di Indonesia

Dari 878 responden Indonesia yang terlibat dalam survei, mayoritas berasal dari generasi Millennial (28-43 tahun) dengan persentase mencapai 49 persen. Berikut adalah rincian lebih lengkap:

  • Generasi Z (18-27 tahun): 22 persen
  • Generasi X (44-59 tahun): 28 persen
  • Baby Boomers (60-78 tahun): 2 persen

Dengan temuan ini, industri perhotelan diharapkan dapat beradaptasi dengan tren preferensi wisatawan yang terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen usia.

Rekomendasi Tempat Liburan Nataru di Eropa dan Amerika yang Wajib Dikunjungi

Momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) adalah waktu yang sangat dinanti untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Banyak orang memanfaatkannya untuk bersantai atau bahkan menjelajahi berbagai destinasi menarik di dunia.

Jika Anda sedang merencanakan liburan yang tak terlupakan, berikut adalah rekomendasi destinasi wisata dunia yang wajib masuk dalam daftar perjalanan Anda.

1. Polinesia Prancis: Pesona Tropis yang Memikat

Polinesia Prancis adalah surga tropis dengan lebih dari 100 pulau yang menawarkan pemandangan laguna biru jernih. Tempat ini sangat ideal bagi Anda yang ingin melarikan diri dari musim dingin. Aktivitas seperti snorkeling, selancar, atau bersantai di pantai menjadi daya tarik utama.

Selain menikmati keindahan alamnya, jangan lewatkan untuk mencicipi hidangan lokal seperti poisson cru. Pengalaman menginap di bungalow terapung, seperti di InterContinental Bora Bora, memberikan nuansa romantis tak tertandingi.

2. Montreux, Swiss: Keindahan Musim Dingin di Tepi Danau

Terletak di tepi Danau Jenewa, Montreux adalah tempat sempurna untuk menikmati suasana musim dingin yang memukau. Anda bisa menjelajahi Château de Chillon, sebuah kastil megah yang sarat dengan sejarah, atau mencicipi fondue khas Swiss di tempat unik seperti Fondue Tube.

Pasar Natal Montreux juga sangat terkenal, menciptakan suasana hangat dan meriah di tengah musim dingin. Jangan lupa berfoto di depan patung Freddie Mercury yang ikonis.

3. Leadville, Colorado: Surga Pecinta Salju

Bagi pecinta olahraga musim dingin, Leadville di Colorado adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Sebagai kota tertinggi di Amerika Utara, Leadville menawarkan pengalaman bermain ski di Ski Cooper hingga menikmati perjalanan kereta melintasi lanskap bersalju.

Nikmati pengalaman makan di Tennessee Pass Cookhouse, yang hanya dapat diakses melalui ski atau snowshoe, menjadikannya momen yang benar-benar unik.

4. Cleveland, Ohio: Destinasi Urban yang Penuh Kejutan

Cleveland menawarkan perpaduan budaya, seni, dan sejarah yang menarik. Anda bisa mengunjungi Cleveland Museum of Art atau menjelajahi Rock & Roll Hall of Fame. Selain itu, kawasan ini terkenal dengan kuliner internasional yang bisa dinikmati di restoran lokal.

Untuk pengalaman menginap, Hotel Cleveland menawarkan suasana klasik yang elegan, cocok untuk melengkapi liburan Anda.

5. Salzburg, Austria: Pesona Kota Klasik

Salzburg, kota kelahiran Mozart, adalah destinasi wajib bagi pencinta sejarah dan budaya. Pasar Natal di sini tetap buka hingga awal Januari, memberikan pengalaman liburan yang lebih panjang. Kota ini juga terkenal dengan lokasi syuting film legendaris The Sound of Music.

Pengalaman menginap di kastil yang diubah menjadi hotel, seperti di Hotel Schloss Mönchstein, menawarkan kemewahan yang luar biasa.

6. Victoria, British Columbia, Kanada: Ketenteraman Kota Bersejarah

Kota Victoria dikenal dengan arsitektur klasik bergaya Victoria dan taman-taman indahnya. Butchart Gardens adalah destinasi populer yang memikat pengunjung sepanjang tahun. Untuk pengalaman bersantai, nikmati teh di Abkhazi Garden atau makan malam romantis di restoran tepi laut.

Ingin pengalaman unik? Cobalah menginap di Fisherman’s Wharf Floating Bed & Breakfast, sebuah rumah terapung yang menawarkan kenyamanan tak biasa.

7. Pantai Newport, California: Pelarian dari Musim Dingin

Bagi Anda yang ingin menikmati liburan dengan cuaca hangat, Pantai Newport adalah pilihan sempurna. Selain menyaksikan migrasi paus abu-abu, Anda juga bisa ikut serta dalam pelayaran malam dengan lampu-lampu indah.

Jangan lupa mencicipi hidangan laut segar di restoran The Cannery dan menginap di Lido House, hotel bernuansa bahari yang menawarkan kenyamanan maksimal.

Tren Wisata Anti-Mainstream: Pilihan Utama Generasi Z dan Milenial

Generasi milenial dan Gen Z memiliki preferensi perjalanan yang terus berubah. Kini, mereka lebih tertarik menjelajahi destinasi wisata yang belum banyak dieksplorasi dan berada di lokasi terpencil.

Menurut Rikant Pittie, Co-Founder EaseMyTrip, tren ini didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pengalaman unik yang menawarkan koneksi lebih dalam dengan budaya lokal, keindahan alam, dan masyarakat setempat. “Wisata berkelanjutan semakin menjadi pilihan utama. Banyak wisatawan kini memilih akomodasi ramah lingkungan, kegiatan dengan dampak rendah, serta mendukung ekonomi lokal,” ujar Pittie, dikutip dari Hindustan Times.

Kesadaran Akan Dampak Pariwisata

Pergeseran minat ini mencerminkan meningkatnya kesadaran generasi muda akan dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas wisata. Mereka ingin berkontribusi dalam menjaga keindahan alam dan melestarikan warisan budaya dari tempat yang mereka kunjungi.

Vinay Bagri, CEO dan Co-Founder Niyo, menambahkan bahwa destinasi seperti Indonesia, Vietnam, Georgia, Filipina, dan Malaysia kini semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Bahkan, terdapat peningkatan pengeluaran hingga 20 persen di kelompok usia 18-24 tahun untuk mengunjungi destinasi yang dianggap tidak biasa.

Pengaruh Musim dan Pilihan Destinasi

Tren ini juga dipengaruhi oleh musim di negara-negara empat musim. Selama musim dingin dan musim semi, negara-negara Asia Tenggara menjadi pilihan utama, sementara Eropa dan Asia Tengah lebih diminati pada musim panas dan gugur.

Bagri menjelaskan bahwa meskipun generasi milenial masih lebih banyak menghabiskan anggaran untuk destinasi tradisional, Gen Z lebih cenderung mengalokasikan dana mereka untuk menjelajahi destinasi yang tidak biasa dan baru.

Peran Teknologi dalam Perjalanan

Teknologi juga memainkan peran besar dalam mengubah pola perjalanan generasi muda. Alat perencanaan berbasis AI, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan pratinjau realitas virtual kini membantu wisatawan menemukan serta merencanakan kunjungan ke lokasi-lokasi yang kurang dikenal dengan lebih mudah.

“Permintaan akan konektivitas yang lancar mendorong inovasi dalam aplikasi dan platform perjalanan. Teknologi ini memungkinkan wisatawan menjelajahi destinasi terpencil, mengakses layanan lokal, dan membuat keputusan yang lebih baik saat bepergian,” jelas Pittie.

Tren Perjalanan Berbasis Minat

Tren lain yang sedang berkembang adalah perjalanan berbasis minat. Wisatawan kini lebih banyak mengatur perjalanan mereka berdasarkan minat tertentu, seperti wisata kuliner, seni, olahraga petualangan, atau retret kesehatan.

“Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman wisata, tetapi juga membuka destinasi baru yang dirancang untuk memenuhi minat khusus,” tambah Pittie.

Selain itu, Pittie menyarankan agar wisatawan memanfaatkan asuransi perjalanan internasional dengan harga terjangkau untuk memastikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.

10 Tips Penting Sebelum Liburan ke Korea Selatan untuk Pengalaman Tak Terlupakan

Korea Selatan merupakan destinasi wisata populer di Asia yang menawarkan kombinasi sempurna antara teknologi modern, kekayaan budaya, dan keindahan alam yang memukau. Sebelum Anda mengunjungi Negeri Ginseng, ada beberapa hal penting yang sebaiknya dipahami agar perjalanan Anda lebih lancar dan menyenangkan.


Hal-Hal Penting Sebelum Berlibur ke Korea Selatan

1. Mendaftar K-ETA Sebelum Keberangkatan

Warga negara Indonesia dan beberapa negara lainnya yang memenuhi syarat mungkin tidak memerlukan visa untuk berkunjung ke Korea Selatan. Namun, Anda tetap harus mendaftar Korea Electronic Travel Authorization (K-ETA) minimal 72 jam sebelum terbang.
K-ETA berlaku selama dua tahun, sehingga pendaftaran hanya perlu dilakukan sekali untuk perjalanan berikutnya dalam periode tersebut.


2. Pilihan Penginapan yang Beragam

Korea Selatan menyediakan berbagai jenis akomodasi, mulai dari hostel dengan harga terjangkau hingga hotel berbintang. Untuk pengalaman unik, Anda bisa mencoba menginap di hanok, rumah tradisional Korea, atau mengikuti program temple stay.
Bagi pencinta alam, opsi seperti glamping di area pegunungan atau tepi pantai juga patut dipertimbangkan.


3. Musim Terbaik untuk Berkunjung

Musim semi (Maret-April) dan musim gugur (Oktober-November) adalah waktu paling ideal untuk liburan di Korea Selatan.
Pada musim semi, bunga sakura bermekaran, sementara musim gugur menyajikan pemandangan daun-daun keemasan yang memukau. Periksa jadwal musim ini sebelum membuat rencana perjalanan.


4. Transportasi Umum yang Modern dan Efisien

Korea Selatan memiliki sistem transportasi umum yang canggih, seperti kereta bawah tanah dan bus, yang terkenal akan kebersihan dan ketepatannya.
Gunakan kartu T-money untuk akses mudah di berbagai moda transportasi, termasuk taksi. Kartu ini dapat diisi ulang dan sangat praktis untuk wisatawan.


5. Hari Libur Besar yang Perlu Diwaspadai

Selama Tahun Baru Imlek dan Chuseok (Hari Panen), aktivitas di Korea sangat padat. Transportasi umum biasanya penuh sesak, dan tiket sulit diperoleh.
Jika Anda berencana bepergian di periode ini, disarankan untuk tetap berada di kota-kota besar seperti Seoul agar lebih nyaman.


6. Belajar Sedikit Bahasa Korea

Meskipun banyak warga Korea Selatan memahami dasar-dasar bahasa Inggris, mempelajari beberapa frasa sederhana seperti “Annyeonghaseyo” (halo) atau alfabet Hangul dapat memperkaya pengalaman Anda.
Sebagian besar papan petunjuk di Korea menggunakan bahasa Inggris dan Hangul, sehingga tidak sulit untuk menemukan arah.


7. Aplikasi Wajib untuk Wisatawan

Beberapa aplikasi lokal dapat memudahkan perjalanan Anda:

  • Naver Map: Lebih akurat dibanding Google Maps di Korea.
  • Subway Korea: Untuk navigasi transportasi umum.
  • Kakao T: Untuk memesan taksi dengan mudah.
    Mengunduh aplikasi ini sebelum keberangkatan sangat direkomendasikan.

8. Pengalaman Kuliner yang Sosial

Di Korea, makan bersama adalah tradisi sosial. Banyak restoran, terutama barbekyu, tidak menyediakan porsi untuk satu orang.
Jika bepergian sendiri, Anda bisa mencoba makan di tempat yang menyediakan porsi individu atau mencari teman untuk berbagi makanan.


9. Etika Sosial yang Perlu Dipahami

Kehidupan di Korea Selatan sangat dinamis, jadi jangan kaget jika orang-orang terlihat terburu-buru dan mungkin tidak meminta maaf ketika menyenggol Anda.
Selain itu, hindari mengenakan pakaian terlalu terbuka, terutama jika Anda berencana mengunjungi area kuil. Jangan lupa untuk membungkukkan badan sedikit saat menyapa sebagai tanda sopan santun.


10. Nomor Darurat yang Penting

Pastikan Anda mengetahui nomor darurat di Korea Selatan:

  • 112 untuk menghubungi polisi.
  • 119 untuk layanan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran.
  • 1330 untuk hotline pariwisata yang juga menyediakan layanan penerjemahan.

Nomor-nomor ini sangat bermanfaat dalam situasi darurat atau ketika Anda membutuhkan bantuan selama liburan.


Kesimpulan

Liburan ke Korea Selatan bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan jika Anda mempersiapkan semuanya dengan baik. Dari penginapan unik hingga aplikasi wajib, pastikan semua hal penting telah Anda pahami sebelum berangkat. Selamat menikmati keindahan Negeri Ginseng!

Tren Wisatawan Indonesia 2025 yang Harus Diketahui Pemilik Hotel

Laporan terbaru dari SiteMinder’s Changing Traveler Report 2025 mengungkap sejumlah perilaku dan preferensi wisatawan Indonesia yang dapat menjadi peluang emas bagi para pemilik hotel. Dengan tren ini, sektor pariwisata di Indonesia dan luar negeri diharapkan semakin berkembang.

Wisatawan Indonesia Pilih Jepang sebagai Destinasi Favorit

Laporan tersebut menunjukkan bahwa empat dari lima wisatawan Indonesia berencana bepergian ke luar negeri dalam 12 bulan mendatang, dengan Jepang menjadi destinasi pilihan utama. Country Manager SiteMinder Indonesia, Rio Ricaro, mengungkapkan bahwa perjalanan internasional semakin diminati oleh wisatawan Indonesia.

“Sebagian besar wisatawan menggunakan platform Online Travel Agencies (OTA) tidak hanya untuk mencari informasi, tetapi juga untuk memesan akomodasi mereka,” kata Rio pada Selasa (12/11/2024).

Pola Pemesanan Hotel dan Pengeluaran Wisatawan

Hanya sekitar sepertiga wisatawan Indonesia yang mempertimbangkan untuk memesan kamar standar untuk perjalanan berikutnya. Lebih menarik lagi, mayoritas wisatawan siap mengalokasikan dana yang sama atau bahkan lebih besar untuk penginapan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sebanyak 96% wisatawan berencana menjaga atau meningkatkan anggaran penginapan mereka. Generasi Z dan Millennial menjadi kelompok yang paling siap mengeluarkan lebih banyak biaya, masing-masing sebesar 41% dan 33%. Sebaliknya, 41% dari Gen X cenderung tetap pada anggaran tahun lalu,” jelas Rio.

Minat pada Aktivitas dan Kegiatan Selama Liburan

Sebanyak 93% wisatawan Indonesia cenderung bepergian untuk menghadiri acara, seperti konser atau pertunjukan. Mereka juga lebih terbuka terhadap penyesuaian harga hotel selama musim puncak. Menariknya, banyak wisatawan yang memanfaatkan waktu liburan mereka untuk tetap produktif dengan bekerja dari hotel.

Rekomendasi untuk Hotel

Pada tahun 2025, wisatawan Indonesia diprediksi semakin terbuka untuk memanfaatkan teknologi, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam merencanakan, memesan, dan menikmati akomodasi mereka.

Menurut Rio, aspek seperti pemandangan kamar menjadi prioritas utama bagi wisatawan Indonesia, dengan 69% responden menyatakan pentingnya hal tersebut. Selain itu, fasilitas seperti TV atau sistem audio (43%) dan bathtub (42%) juga menjadi perhatian.

“Secara global, kasur dan bantal menjadi perhatian utama wisatawan, namun bagi wisatawan Indonesia, pemandangan kamar adalah daya tarik utama,” tambah Rio.

Survei Global dengan Data Mendalam

Laporan ini disusun berdasarkan survei terhadap 12.000 responden dari 14 negara yang dilakukan selama satu bulan. Data ini memberikan wawasan penting bagi industri perhotelan untuk merancang layanan dan fasilitas yang sesuai dengan preferensi wisatawan Indonesia.

Transformasi Maratua dan Kakaban: Pj Gubernur Kaltim Dorong Jadi Destinasi Wisata Premium

Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, berencana untuk menjadikan Pulau Maratua sebagai destinasi wisata premium di wilayah Kalimantan Timur. Pulau Maratua, yang telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur, kini mendapatkan perhatian khusus dari Akmal.

Maratua mempesona dengan keindahan pantai dan bawah lautnya yang eksotis. Potensi ini masih sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut untuk menarik wisatawan premium dan meningkatkan nilai ekonomi kawasan tersebut.

Menurut Akmal, yang juga menjabat sebagai Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, pengembangan wisata premium di Kalimantan Timur memiliki prospek cerah di masa mendatang. “Kami berusaha membangun pariwisata berkualitas tinggi yang tetap terjangkau namun tidak mengundang terlalu banyak kunjungan. Akan ada klasifikasi wisata, di mana beberapa tempat bisa dikunjungi secara luas, namun ada pula yang terbatas demi menjaga kelestarian,” jelasnya pada Rabu (6/11/2024).

Dalam pengamatannya, Maratua dan Pulau Kakaban termasuk dalam kategori destinasi yang perlu pembatasan untuk mencegah dampak lingkungan yang berlebihan akibat kunjungan wisatawan yang terlalu banyak. “Pengalaman membuktikan bahwa pariwisata yang terlalu padat sering kali berdampak besar pada lingkungan,” ujarnya.

Akmal bahkan pernah mengusulkan penghentian sementara wisata ke Pulau Kakaban untuk melindungi ekosistem ubur-ubur di danau tersebut. Sejak Desember 2023, ubur-ubur yang biasa terlihat di danau itu sempat menghilang, tetapi kini mulai kembali muncul. Diduga, bahan kimia dari krim pelindung tubuh yang digunakan pengunjung saat berenang menyebabkan ubur-ubur menjauh. “Hal ini tentu memprihatinkan kami,” ungkapnya.

Akmal juga memberikan apresiasi atas acara-acara rutin seperti Maratua Jazz Festival, yang menurutnya sangat efektif dalam mempromosikan kawasan Maratua, Sangalaki, Kakaban, dan Derawan kepada wisatawan lokal maupun internasional. Namun, ia menekankan bahwa acara-acara ini perlu dikemas dengan pendekatan premium yang memperhatikan kelestarian lingkungan Maratua.

“Kami mendukung pariwisata dengan pendekatan lingkungan. Dukungan dari masyarakat setempat juga sangat penting untuk mewujudkan wisata premium yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Ke depan, Akmal berharap agar Pemprov Kaltim dan Pemerintah Kabupaten Berau dapat menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, sehingga mereka turut berpartisipasi dalam pengembangan Maratua dan Kakaban sebagai destinasi premium.

Tren Wisata Olahraga 2024: Maraton Jadi Pilihan Favorit Para Pelancong

Wisata olahraga atau sport tourism kini menjadi tren yang semakin diminati oleh wisatawan yang berlibur ke berbagai destinasi, baik di dalam maupun luar negeri. Tren ini mendapat dorongan besar sejak masa pandemi, dengan data terbaru dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dirilis pada 5 Maret 2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan pada sektor wisata olahraga.

Bukti pertumbuhan ini juga terlihat dari data agen perjalanan. Golden Rama Tours & Travel, salah satu agen wisata terkemuka, mencatat peningkatan 38 persen dalam penjualan paket wisata olahraga Sport Holidays dari tahun 2023 ke 2024. Menurut Madu Sudono, President Director Golden Rama Tours & Travel, maraton menjadi salah satu produk unggulan dengan kenaikan penjualan sebesar 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Wisata olahraga kini berkontribusi sekitar 10 persen dari total belanja pariwisata global dan diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 17,5 persen hingga tahun 2030. Minat wisata olahraga yang tinggi ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.

Menurut Lucky Albertinus, General Manager Hotel Package & VIBE Event Management di Golden Rama, paket Tokyo World Marathon Majors selalu habis terjual dalam waktu singkat, menunjukkan tingginya minat wisatawan pada acara maraton internasional.

Sejak 2019, agen perjalanan ini menyediakan berbagai paket wisata olahraga, termasuk maraton, golf, dan nonton langsung acara olahraga internasional. Paket ini menggabungkan petualangan fisik dengan pengalaman budaya untuk memberikan pengalaman liburan yang lebih bermakna bagi wisatawan.

Baru-baru ini, Golden Rama Tours & Travel memperkenalkan konsep SuperHalfs Marathon, yaitu perjalanan half marathon di sejumlah kota ikonik di Eropa seperti Copenhagen, Berlin, Prague, Lisbon, dan Cardiff. Valencia akan segera menyusul sebagai salah satu destinasi tambahan.

Madu menuturkan bahwa konsep sport holidays ini dirancang bagi pelari yang ingin merasakan keseruan kompetisi dengan jarak tempuh yang lebih terjangkau, yaitu 21 kilometer. Para pelari dapat menikmati pengalaman berlari sambil mengagumi pemandangan budaya dan situs bersejarah yang terkenal di sepanjang rute lari.

Selain paket perjalanan yang mencakup akomodasi, transportasi, dan itinerary, Golden Rama Tours & Travel juga menawarkan pelatihan khusus melalui workshop dan coaching bersama pelatih profesional Arief Rahmatullah, peraih penghargaan Six Star Medals di ajang World Marathon Majors.

Prabowo Mau Bali Jadi New Hong Kong, Ini Kata Guru Besar Pariwisata Unud

Presiden Prabowo Subianto berencana mengembangkan Bali dengan konsep seperti “New Singapura” atau “New Hong Kong” melalui pembangunan Bandara Bali Utara di Buleleng. Namun, konsep ini mendapat tanggapan dari Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, I Putu Anom, yang menilai bahwa Bali tidak harus meniru gaya pembangunan kota seperti Singapura atau Hong Kong.

Anom menjelaskan bahwa Singapura dan Hong Kong adalah negara kota dengan karakteristik gedung pencakar langit dan wisata buatan. Menurutnya, hal ini kurang sesuai dengan identitas Bali yang kaya akan budaya dan alam. Ia menekankan perlunya menyesuaikan pembangunan agar tetap menghargai keunikan dan karakter khas Bali.

“Singapura berbeda dari Bali. Mereka tidak memiliki sumber daya alam atau budaya lokal yang kuat, sehingga fokusnya pada gedung-gedung tinggi dan wisata buatan. Sementara wisatawan datang ke Bali justru karena keindahan alam dan kekayaan budayanya,” ujar Anom.

Anom tetap terbuka terhadap ide pengembangan Bali namun menyarankan agar rencana ini dilakukan secara bertahap dan memperhatikan aspek lokal. Ia menyoroti pentingnya prioritas pada pembangunan infrastruktur dasar terlebih dahulu, seperti Bandara Bali Utara dan pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang, untuk mengatasi masalah kemacetan di Bali Selatan dan meningkatkan daya tampung wisatawan.

“Pembangunan bandara dan pelabuhan ini perlu didahulukan. Kemacetan di wilayah selatan sudah menjadi kendala serius, dan Bandara Ngurah Rai sekarang sudah penuh,” katanya.

Anom juga mengingatkan bahwa pembangunan Bandara Bali Utara perlu mempertimbangkan aspek teknis, terutama mengingat kondisi daratan Bali utara yang relatif sempit. Ia menyarankan agar bandara bisa dibangun di atas laut menggunakan tiang pancang, tanpa perlu reklamasi, agar tidak merusak lingkungan sekitar.

“Lahan di Bali utara cukup terbatas, sehingga mungkin bisa dipertimbangkan untuk membangun bandara di atas tiang pancang di laut tanpa melakukan reklamasi, guna menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Anom mengusulkan agar pengembangan ekonomi Bali tidak hanya berfokus pada pariwisata. Menurutnya, kabupaten dan kota di Bali juga perlu memperkuat sektor-sektor pendukung pariwisata, seperti pertanian, peternakan, dan perikanan, yang bisa menyediakan kebutuhan pariwisata dan menarik wisatawan yang mencari pengalaman alam.

“Sektor produksi lokal yang mendukung pariwisata, seperti pertanian dan peternakan, perlu ditingkatkan. Selain mendukung sektor pariwisata, wisatawan juga akan tertarik melihat proses alami ini,” tambah Anom.

Dengan pendekatan yang mempertahankan identitas lokal dan memperkuat sektor pendukung, Bali diharapkan dapat terus menarik wisatawan tanpa kehilangan karakteristik yang menjadikannya unik.

4o

Dampak Tiket Pesawat Mahal: Indonesia Terancam Kehilangan Miliaran Dolar dari Sektor Pariwisata

Dalam sepuluh tahun terakhir, industri pariwisata di Indonesia menghadapi tantangan signifikan, yakni tingginya harga tiket pesawat. Hal ini berdampak langsung pada penurunan jumlah wisatawan, baik asing maupun lokal.

Dampak Kenaikan Harga Tiket bagi Wisatawan Internasional dan Lokal

Lonjakan harga tiket pesawat, baik untuk rute internasional maupun domestik, menjadi kendala utama bagi Indonesia dalam menarik wisatawan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2019, sebelum pandemi, Indonesia kedatangan sekitar 15 juta wisatawan asing. Setiap wisatawan menghabiskan rata-rata USD 1.200 per kunjungan, mencakup pengeluaran untuk akomodasi, makanan, belanja, dan transportasi lokal. Potensi devisa dari sektor ini mencapai USD 18 miliar per tahun.

Namun, jika kenaikan harga tiket mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan asing sebesar 10%, Indonesia berpotensi kehilangan 1,5 juta wisatawan mancanegara. Hal ini tentu berdampak signifikan terhadap perolehan devisa.

Simulasi Dampak Ekonomi

Potensi penurunan wisatawan mancanegara: 1,5 juta wisatawan
Rata-rata pengeluaran per wisatawan: USD 1.200
Total potensi kehilangan devisa: 1,5 juta x USD 1.200 = USD 1,8 miliar (sekitar Rp 28,3 triliun)

Dampak Terhadap Wisatawan Domestik

Tidak hanya wisatawan asing, wisatawan domestik juga terkena dampak dari mahalnya harga tiket pesawat, terutama untuk perjalanan antar pulau yang membutuhkan biaya transportasi udara tinggi. Menurut survei BPS pada tahun 2022, rata-rata biaya yang dihabiskan wisatawan domestik dalam setiap perjalanan mencapai Rp 2 juta. Jika kenaikan harga tiket mempengaruhi 5% dari 100 juta perjalanan wisata domestik, dampak ekonominya cukup signifikan.

Simulasi Perhitungan Dampak pada Wisatawan Domestik

Potensi penurunan jumlah wisatawan domestik: 5% dari 100 juta perjalanan, setara dengan 5 juta perjalanan
Kebanyakan uang keluar seorang liburan domestik: 2jt

Penyebab Utama Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Beberapa faktor yang memicu kenaikan harga tiket pesawat di Indonesia antara lain:

  1. Biaya Bahan Bakar
    Bahan bakar pesawat (avtur) mencakup sekitar 40-50% dari biaya operasional maskapai. Harga avtur yang terus meningkat berdampak langsung pada harga tiket.
  2. Keterbatasan Armada dan Rute
    Pemulihan pasca-pandemi menyebabkan keterbatasan jumlah pesawat yang beroperasi, sedangkan permintaan mulai kembali meningkat, terutama untuk rute-rute populer.
  3. Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS
    Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi biaya operasional maskapai, karena sebagian besar komponen perawatan pesawat diimpor.

Cara yang Mungking Di lakukan untuk Menyelesaikan Problem ini

Beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan pemerintah untuk mengurangi beban tiket pesawat:

  1. Subsidi Bahan Bakar dan Pengurangan Pajak
    Pemerintah dapat mempertimbangkan subsidi bahan bakar avtur atau pengurangan pajak bagi maskapai. Thailand misalnya, telah menerapkan subsidi avtur untuk rute domestik demi menurunkan harga tiket.
  2. Pengembangan Kebijakan Rute Wisata Terpadu
    Pemerintah dapat menyusun kebijakan rute wisata terpadu, dengan paket subsidi untuk akomodasi dan tiket pesawat, terutama pada destinasi wisata prioritas.
  3. Promosi dan Diversifikasi Pasar
    Kementerian Pariwisata dapat memperkuat promosi di negara-negara dengan daya beli tinggi, guna menarik lebih banyak wisatawan asing yang memiliki potensi ekonomi lebih besar.

Kesimpulan

Kenaikan harga tiket pesawat menjadi tantangan yang serius bagi sektor pariwisata Indonesia. Jika tidak ditangani dengan langkah konkret, potensi kehilangan devisa bisa mencapai miliaran dolar setiap tahunnya. Diperlukan strategi terpadu untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata dan mempertahankan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.