Category Archives: Tren Pariwisata

Candi Gedongsongo Semarang: Daya Tarik Utama Bagi Wisman yang Berlayar dengan Kapal Pesiar

Pada Rabu (4/12/2024), Candi Gedongsongo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kedatangan 49 wisatawan mancanegara (wisman), sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Mereka merupakan penumpang kapal pesiar Viking Cruises yang baru saja berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan dijadwalkan menghabiskan satu hari di kawasan ini.

Aji Rahmawan, operator tur setempat, menyatakan bahwa Candi Gedongsongo adalah salah satu tujuan utama wisatawan asing. “Walaupun kapal hanya bersandar dalam waktu singkat, mereka tetap memilih Gedongsongo sebagai destinasi utama,” ungkapnya.

Rombongan tiba di Candi Gedongsongo sekitar pukul 10.00 WIB. Meskipun cuaca sedikit hujan, para wisatawan tetap antusias mengenakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan untuk menikmati pemandangan sekitar. Di gerbang candi, mereka disambut dengan tarian prajuritan yang menjadi sambutan khas. Selanjutnya, mereka menunggang kuda menuju candi keempat di kompleks tersebut, sambil menikmati kopi dan berbagai hidangan tradisional. “Tema yang diusung adalah ‘hill top’, di mana wisatawan bisa menikmati sisi lain dari Semarang dengan pemandangan perbukitan dan gunung yang memukau,” tambah Aji.

Wiwin Sulistyowati, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, menyebutkan bahwa Candi Gedongsongo memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan mancanegara. Pada periode Oktober hingga November 2024, setidaknya empat rombongan wisman telah mengunjungi tempat ini. “Ada beberapa rombongan yang datang setelah turun dari kapal pesiar dan melanjutkan perjalanan ke Candi Gedongsongo. Walaupun kedatangan wisatawan tidak terlalu sering, namun jumlahnya terus meningkat,” jelas Wiwin.

Wiwin juga menjelaskan berbagai kelebihan Candi Gedongsongo, seperti udara yang segar, lokasi candi yang unik, serta budaya lokal seperti tarian prajuritan. Selain itu, wisatawan dapat menikmati kuliner khas dan berbagai produk kerajinan tangan yang terbuat dari eceng gondok. “Kehadiran wisatawan ini tidak hanya meningkatkan sektor pariwisata, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian lokal, terutama bagi UMKM. Kami mengajak mereka untuk memperkenalkan produk-produk lokal juga,” tutupnya.

Candi Gedongsongo Semarang: Destinasi Favorit Turis Asing dari Kapal Pesiar

Sebanyak 49 wisatawan mancanegara (wisman), mayoritas dari Amerika Serikat, mengunjungi Candi Gedongsongo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (4/12/2024). Para wisman yang sebagian besar berusia lanjut ini merupakan penumpang kapal pesiar Viking Cruises yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Mereka dijadwalkan menghabiskan sehari di Kabupaten Semarang.

Menurut tour operator Aji Rahmawan, Candi Gedongsongo merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisman. “Meski waktu bersandar kapal tidak terlalu lama, mereka tetap memilih Gedongsongo sebagai tujuan utama,” ujar Aji.

Rombongan wisman tiba di Candi Gedongsongo sekitar pukul 10.00 WIB. Meskipun cuaca gerimis, mereka tetap antusias dan segera mengenakan jas hujan untuk menikmati panorama sekitar. Wisatawan disambut dengan tari prajuritan di area gerbang. Selanjutnya, mereka menaiki kuda hingga ke area candi keempat di kompleks Candi Gedongsongo, kemudian menikmati kopi dan berbagai makanan tradisional. “Temanya memang ‘hill top’, jadi wisatawan dapat menikmati sisi lain dari Semarang. Apalagi dengan candi yang terletak di perbukitan dan pemandangan gunung, tentu menjadi pengalaman baru bagi wisatawan mancanegara,” tambah Aji.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Wiwin Sulistyowati, menyatakan bahwa Candi Gedongsongo memiliki peluang besar untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan asing. Dalam periode Oktober 2024 hingga November 2024, setidaknya ada empat rombongan wisatawan yang berkunjung. “Beberapa di antara mereka adalah penumpang kapal pesiar yang kemudian berwisata ke Candi Gedongsongo. Setiap hari memang ada wisatawan yang berkunjung, tetapi jumlahnya tidak banyak,” ujar Wiwin.

Menurut Wiwin, para wisman dapat menikmati berbagai keunggulan Candi Gedongsongo, seperti udara yang sejuk dan bersih, keunikan letak antar candi, budaya tradisional seperti tari prajuritan, serta makanan tradisional dan berbagai kerajinan dari eceng gondok. “Dengan demikian, kehadiran wisatawan ini tidak hanya untuk berwisata, tetapi juga untuk menggerakkan sektor UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), karena kami mengajak mereka untuk menampilkan produknya juga,” pungkasnya.

Tren Terbaru Industri Pariwisata: Sandiaga Uno Ungkap Perkembangan Terkini di RI & Dunia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, secara resmi membuka acara International Tourism Investment Forum 2024, yang digelar di Swissôtel Jakarta PIK Avenue, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Rabu (5/6/2024). Dalam sambutannya, Sandiaga mengungkapkan berbagai tren terbaru yang sedang berkembang di industri pariwisata global dan nasional, serta perubahan besar yang terjadi pasca-pandemi Covid-19.

Sandiaga memulai dengan menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam industri pariwisata. Menurutnya, saat ini semakin banyak orang yang menyadari dan membutuhkan praktik pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Kami menyaksikan perubahan cepat dalam industri ini, yang bukan hanya dipengaruhi oleh persyaratan sertifikasi, tetapi juga oleh permintaan masyarakat yang semakin besar,” ungkap Sandiaga dalam sambutannya yang disampaikan dalam bahasa Inggris.

Sandiaga menambahkan bahwa masyarakat kini menginginkan fasilitas seperti hotel yang ramah lingkungan dan berharap pada praktik pariwisata yang lebih bertanggung jawab terhadap kelestarian alam. Transformasi ini juga dipicu oleh dampak pandemi Covid-19 yang telah memengaruhi seluruh sektor pariwisata di dunia, termasuk Indonesia. Menurutnya, sektor pariwisata kini harus bergerak menuju arah yang lebih personal, lokal, dan customized, dengan melibatkan masyarakat lokal secara lebih mendalam dan memberikan dampak positif yang lebih besar kepada mereka.

Selain itu, Menteri Sandiaga menekankan pentingnya kolaborasi dan investasi dalam memperkuat pariwisata yang berkelanjutan. Ia percaya bahwa untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan sektor pariwisata, semua pemangku kepentingan harus bekerja sama dengan mengedepankan prioritas utama yaitu melibatkan masyarakat lokal dan memperhatikan dampak lingkungan. “Bumi kita membutuhkan kolaborasi dan investasi, dan itu harus menjadi prioritas utama dari setiap pemangku kepentingan yang terlibat dalam industri pariwisata,” tegasnya.

Sandiaga juga mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian Indonesia di kancah internasional. Ia menyoroti perkembangan yang signifikan dalam Travel and Tourism Development Index, di mana Indonesia berhasil naik 10 peringkat pada tahun lalu. “Ini adalah pencapaian yang sangat berarti. Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai 20 besar dalam Travel and Tourism Development Index, dan saya berharap ini menjadi tonggak penting bagi kemajuan pariwisata Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, Sandiaga menyebutkan bahwa Indonesia juga mendapatkan pengakuan internasional sebagai destinasi ramah Muslim. Berdasarkan Global Crescent Rating, Indonesia kini dikenal sebagai salah satu destinasi perjalanan ramah Muslim terbaik di dunia, sebuah prestasi yang turut mendukung sektor pariwisata Indonesia. “Kami bangga Indonesia telah diakui sebagai destinasi ramah Muslim terbaik berdasarkan Global Crescent Rating, yang merupakan bagian dari Mastercard dan indeks perjalanan Muslim global,” jelasnya.

Pencapaian-pencapaian luar biasa ini, menurut Sandiaga, telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan industri pariwisata Indonesia, menjadikan Indonesia lebih dikenal di kancah internasional dan memperkuat posisi negara sebagai tujuan wisata utama di Asia. Dengan fokus pada keberlanjutan, pengakuan internasional, dan keterlibatan masyarakat lokal, Indonesia siap untuk menghadapi tantangan masa depan dalam dunia pariwisata yang terus berkembang.

Tren Pariwisata 2024, Bleisure Diprediksi akan Terus Tumbuh

Pascapandemi COVID-19, dunia pariwisata mengalami transformasi signifikan. Tren pariwisata 2024 diprediksi akan menjadi momen kebangkitan bagi sektor pariwisata global, dengan fokus yang lebih besar pada perjalanan yang lebih mindful dan berkesan. Tahun 2024 menunjukkan perubahan besar dalam cara wisatawan merencanakan liburan mereka, dengan lebih mengutamakan pengalaman yang memiliki makna dan kualitas tinggi.

Sebelumnya, banyak wisatawan mengandalkan itinerary yang padat dan sibuk, tetapi kini mereka lebih memilih perjalanan yang memberi waktu untuk refleksi dan menikmati setiap momen. Tren ini diyakini akan mendorong wisatawan untuk mengeksplorasi destinasi yang tidak hanya menawarkan keindahan, tetapi juga pengalaman yang mendalam dan penuh makna.

Menurut Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf), ada empat tren utama dalam pariwisata 2024 yang diperkirakan akan mendorong peningkatan jumlah wisatawan. Keempat tren tersebut adalah Bleisure, Wellness Experience, Deep and Meaningful, dan Set-Jetting.

1. Bleisure: Kombinasi Bisnis dan Wisata yang Semakin Populer

Setelah pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang memberi kebebasan lebih kepada karyawannya untuk bekerja dari mana saja. Kebijakan ini memungkinkan karyawan untuk menggabungkan pekerjaan dengan liburan singkat, menciptakan tren baru bernama bleisure (business + leisure). Konsep ini semakin populer di kalangan wisatawan yang ingin merasakan perjalanan yang lebih fleksibel dan efisien.

Destinasi-destinasi populer seperti Bali, Labuan Bajo, dan Borobudur kini menjadi pilihan utama bagi para pekerja yang ingin merasakan keseimbangan antara pekerjaan dan liburan. Industri pariwisata diharapkan dapat menyesuaikan penawaran mereka dengan menyediakan paket bleisure, misalnya, paket MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) yang dilengkapi dengan rekomendasi destinasi wisata di sekitar lokasi acara bisnis.

2. Wellness Experience: Fokus pada Kesehatan Mental dan Fisik

Tren wellness experience atau pengalaman wisata kebugaran diperkirakan akan terus berkembang pada tahun 2024. Wisatawan kini semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik selama berlibur, yang mendorong pencarian pengalaman wisata yang mendukung kesehatan dan ketenangan pikiran.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali sebagai destinasi unggulan untuk wellness tourism. Di sini, wisatawan dapat menikmati berbagai fasilitas kebugaran yang menyatu dengan alam, menciptakan pengalaman yang menyegarkan tubuh dan pikiran.

3. Deep and Meaningful: Pengalaman Wisata yang Penuh Makna

Tren deep and meaningful mencerminkan keinginan wisatawan untuk mencari pengalaman wisata yang lebih mendalam dan bermakna. Selama pandemi, banyak orang mulai merenung dan mencari makna yang lebih dalam dalam hidup mereka. Tren ini menjadi semakin populer karena wisatawan tidak hanya ingin melihat tempat-tempat indah, tetapi juga memahami sejarah dan budaya yang mendalam dari destinasi yang mereka kunjungi.

Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam, memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan yang mencari pengalaman yang penuh makna. Melalui konsep storynomics tourism, yang mengajak wisatawan untuk memahami cerita di balik setiap objek wisata, Indonesia dapat menjadi tujuan utama bagi mereka yang mencari pengalaman lebih mendalam.

4. Set-Jetting: Berwisata ke Lokasi Syuting Film Populer

Tren set-jetting mengacu pada kegiatan wisata yang mengunjungi lokasi syuting film, yang kini semakin populer di kalangan wisatawan. Banyak destinasi wisata di Indonesia yang telah menjadi tempat syuting film lokal, dan hal ini mendorong terciptanya tren baru. Wisatawan yang mengunjungi lokasi-lokasi ini merasa bangga karena dapat merasakan pengalaman berlibur yang berhubungan langsung dengan film atau serial favorit mereka.

Selain menikmati keindahan alam, wisatawan juga dapat merasakan sensasi menjadi bagian dari cerita yang ada dalam film. Destinasi-destinasi seperti Bali dan Yogyakarta kini semakin populer berkat tren ini, yang menggabungkan kecantikan alam dengan nilai budaya dan sejarah yang mendalam.

Kesimpulan: Tren Pariwisata 2024 Menandai Perubahan Besar dalam Industri

Tren pariwisata 2024 mencerminkan pergeseran besar dalam cara wisatawan memandang perjalanan. Dengan lebih mengutamakan pengalaman yang lebih berkualitas, bermakna, dan mindful, industri pariwisata harus siap beradaptasi untuk memenuhi permintaan ini. Dari bleisure yang memadukan bisnis dengan liburan hingga wellness experience yang menekankan pada kesehatan mental, perjalanan yang penuh makna akan menjadi pilihan utama wisatawan di tahun 2024.

Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan tren ini, mengingat kekayaan alam dan budayanya yang memikat. Untuk itu, penting bagi pelaku industri pariwisata untuk menyesuaikan penawaran mereka dengan kebutuhan dan harapan wisatawan modern, yang mencari pengalaman yang lebih dalam dan tak terlupakan.

Tips & Trick Tren Pariwisata Terkini

Pariwisata adalah salah satu sektor yang paling dinamis dan selalu berkembang seiring Pariwisata terus berkembang sebagai salah satu sektor ekonomi paling dinamis, menghadirkan tren-tren baru yang mencerminkan perubahan preferensi masyarakat global. Setelah melewati tantangan besar akibat pandemi COVID-19, industri pariwisata kini bertransformasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan modern. Berikut adalah beberapa tren terkini yang mendominasi dunia pariwisata dan menjadi perhatian utama para pelaku industri.

1. Wisata Berkelanjutan: Pilihan Ramah Lingkungan

Kesadaran terhadap isu lingkungan semakin memengaruhi perilaku wisatawan. Kini, banyak pelancong lebih memilih destinasi yang menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan. Mulai dari akomodasi ramah lingkungan yang menggunakan energi terbarukan hingga restoran lokal yang memprioritaskan bahan organik, wisata berkelanjutan menjadi daya tarik utama. Selain memberikan pengalaman unik, tren ini mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan komunitas lokal.

2. Digitalisasi di Dunia Pariwisata: Teknologi Mengubah Cara Bepergian

Kemajuan teknologi memberikan dampak signifikan pada industri pariwisata. Aplikasi pemesanan tiket, peta digital, hingga panduan wisata berbasis augmented reality kini menjadi alat yang tak terpisahkan bagi para wisatawan. Selain itu, adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam layanan pelanggan, seperti chatbot cerdas, membuat komunikasi dengan penyedia layanan lebih cepat dan efisien. Tren digital ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan, tetapi juga mempercepat proses perencanaan perjalanan.

3. Wisata Kesehatan dan Wellness: Liburan untuk Kebugaran

Pasca pandemi, wisata kesehatan dan wellness menjadi salah satu segmen yang mengalami pertumbuhan pesat. Wisatawan kini mencari pengalaman yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga menyehatkan, seperti retreat yoga, terapi spa, hingga program detoksifikasi. Destinasi wellness menawarkan keseimbangan tubuh dan pikiran, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang ingin melepas penat dari rutinitas sehari-hari.

4. Staycation dan Eksplorasi Wisata Lokal

Dengan adanya pembatasan perjalanan internasional, staycation atau liburan di dalam negeri menjadi pilihan populer. Wisatawan mulai mengeksplorasi keindahan lokal di sekitar tempat tinggal mereka, seperti wisata alam, museum, atau mencicipi kuliner khas daerah. Tren ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus memperkaya wawasan budaya para pelancong.

5. Pengalaman Wisata yang Otentik: Merasakan Budaya Lokal

Wisatawan masa kini semakin mendambakan pengalaman otentik yang mendalam. Mereka ingin terlibat langsung dengan kehidupan masyarakat setempat, seperti mengikuti kursus memasak tradisional, belajar seni kerajinan lokal, atau menjelajahi tempat-tempat yang jauh dari keramaian. Selain memberikan pengalaman yang lebih personal, tren ini mendorong apresiasi terhadap budaya lokal yang autentik.


Industri Pariwisata yang Terus Beradaptasi

Dengan kombinasi keberlanjutan, teknologi, dan fokus pada pengalaman otentik, pariwisata masa kini menawarkan berbagai peluang bagi pelaku industri dan wisatawan. Untuk tetap relevan, para pelaku industri harus terus mengikuti tren ini, sekaligus memberikan nilai tambah bagi para pelanggan mereka.

Baik Anda seorang pengusaha di sektor pariwisata atau wisatawan yang merencanakan perjalanan berikutnya, tren ini dapat menjadi panduan untuk menciptakan pengalaman yang lebih bermakna. Jadi, siapkah Anda mengeksplorasi tren baru ini dalam perjalanan Anda?

Bali, Destinasi Favorit Wisatawan untuk Liburan Akhir Tahun yang Tak Terlupakan

Mencari tempat liburan akhir tahun yang menawarkan keindahan alam dan beragam aktivitas seru bersama keluarga atau teman? Bali bisa menjadi pilihan utama. Dengan segala pesona alam yang dimilikinya, Bali menawarkan pantai pasir putih yang menawan, sawah terasering yang hijau, hingga pegunungan yang menakjubkan. Bali juga menyediakan berbagai pilihan akomodasi dan wisata kuliner yang bisa disesuaikan dengan segala anggaran, dari yang mewah hingga yang ramah kantong.

Bali semakin mendapat pengakuan dunia berkat prestasi di berbagai ajang penghargaan. Travel+Leisure Luxury Awards Asia Pacific 2024 menempatkan Bali sebagai salah satu destinasi terbaik di Asia, dengan peringkat kedua sebagai Best Islands in Asia Pacific 2024 dan posisi ketiga dalam 25 Best Islands to Visit Around the World. Tak hanya itu, Bali juga mendapat penghargaan The Best Island dari DestinAsian Readers’ Choice Awards 2024 dan menyabet peringkat pertama dalam Asia’s Top 10 Beach Destinations 2024 versi Agoda.com. Bahkan, di Tripadvisor Travelers’ Choice Awards 2024, Bali dinobatkan sebagai The Best Island in Asia. Dalam Condé Nast Traveler Readers’ Choice Awards 2024, Bali meraih posisi kedua sebagai destinasi top dunia dan pertama di Asia.

Lalu, pantai mana saja di Bali yang harus kamu kunjungi? Berikut lima pantai terbaik yang menawarkan keindahan serta pengalaman liburan tak terlupakan.

  1. Pantai Legian: Surga Tersembunyi Dekat Kuta
    Bagi kamu yang mencari tempat liburan lebih tenang tapi tetap dekat dengan keramaian Kuta, Pantai Legian adalah pilihan yang tepat. Hanya berjarak 10 menit dari Kuta, Pantai Legian lebih sepi dan cocok untuk kamu yang ingin bersantai di pasir putih yang halus. Kamu bisa menikmati berbagai aktivitas seperti berselancar, melihat matahari terbenam, atau mencicipi kuliner lokal di kafe sekitar. Bahkan setelah matahari terbenam, Pantai Legian tetap hidup dengan pertunjukan musik, permainan voli, dan kehidupan malam yang seru.
  2. Pantai Seminyak: Pesona Pantai yang Lebih Mewah
    Pantai Seminyak menawarkan suasana yang lebih santai dan romantis dibandingkan Pantai Kuta. Pasirnya yang lembut dan pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan membuat tempat ini ideal untuk bersantai. Di sekitar pantai, kamu akan menemukan banyak beach club yang menyediakan suasana santai dengan berbagai konsep menarik, mulai dari gaya Hawaii hingga Eropa. Jangan lupa untuk mengunjungi Pura Petitenget yang memiliki nuansa spiritual Bali yang khas.
  3. Pantai Jimbaran: Tempatnya Kuliner Seafood Terbaik
    Bagi penggemar kuliner, Pantai Jimbaran adalah destinasi wajib. Pantai ini terkenal dengan deretan restoran seafood yang menyajikan hidangan lezat tepat di tepi pantai. Selain menikmati hidangan, kamu juga bisa menikmati aktivitas seperti berjemur atau bermain voli pantai. Dengan suasana pantai yang tenang, Pantai Jimbaran menawarkan pengalaman liburan yang menyenangkan baik siang maupun malam.
  4. Pantai Pandawa: Liburan Tenang Jauh dari Keramaian
    Ingin menikmati suasana yang lebih sepi dan damai? Pantai Pandawa adalah jawabannya. Terletak jauh dari keramaian, pantai ini cocok untuk kamu yang ingin merayakan momen pergantian tahun dengan ketenangan. Keindahan alamnya yang masih alami, ditambah dengan tebing-tebing karang yang menjulang tinggi, menjadikannya tempat yang sempurna untuk berfoto. Tak ketinggalan, patung Lima Ksatria Pandawa yang ada di tebing kapur menambah keunikan dan daya tarik pantai ini.
  5. Pantai Sanur: Destinasi Santai di Pagi Hari
    Pantai Sanur adalah pilihan tepat bagi kamu yang ingin menikmati suasana pagi yang damai dengan matahari terbit yang memukau. Dengan pasir yang lebih halus dan ombak yang tenang, Pantai Sanur juga cocok untuk aktivitas seperti bersepeda di sepanjang jalan setapak atau sekadar berjalan-jalan menikmati keindahan sekitar. Sanur juga terkenal dengan restoran dan kafe yang menawarkan hidangan lezat, baik lokal maupun internasional.

Bali memang tak pernah kehabisan pesona. Dengan pemandangan alam yang luar biasa dan berbagai aktivitas yang bisa disesuaikan dengan selera, Bali adalah destinasi liburan akhir tahun yang sempurna. Jadi, tunggu apa lagi? Segera rencanakan liburanmu dan jelajahi keindahan pulau ini bersama orang-orang tercinta.

Tren Wisata 2025: Mayoritas Orang Indonesia Pilih Habiskan Waktu di Hotel Saat Liburan

Pada tahun 2025, mayoritas wisatawan Indonesia diprediksi akan menghabiskan sebagian besar atau bahkan seluruh waktu mereka di hotel selama perjalanan wisata. Temuan ini berasal dari laporan SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025, yang melibatkan 12.000 responden dari 14 negara, termasuk 878 responden dari Indonesia.

“Sebanyak 78 persen wisatawan Indonesia cenderung menghabiskan waktu di hotel selama liburan pada tahun 2025. Angka ini berada di belakang India (80 persen) tetapi jauh di atas rata-rata global, yaitu 51 persen,” ujar Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder untuk Indonesia, dalam pemaparan survei di Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024).

Faktor Penting dalam Memilih Tempat Menginap

Survei ini juga menyoroti preferensi wisatawan dalam memilih tempat menginap. Wisatawan Indonesia lebih selektif dibandingkan rata-rata global dalam hal tipe kamar, fasilitas, dan daya tarik penginapan.

“Secara global, 46 persen wisatawan memilih kamar standar. Namun, hanya 33 persen wisatawan Indonesia yang memilih tipe ini. India mencatat 30 persen, sementara Tiongkok hanya 19 persen,” jelas Rio.

Pemandangan kamar menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan Indonesia, dengan 56 persen responden lokal menganggapnya sebagai faktor penting. Selain itu, fasilitas lain seperti televisi atau sistem audio (43 persen) dan bathtub (42 persen) juga menjadi pertimbangan.

Tren Global

Secara global, preferensi wisatawan sedikit berbeda. Sebanyak 56 persen wisatawan dunia memprioritaskan kenyamanan kasur dan bantal, diikuti oleh pemandangan kamar (53 persen) dan pengaturan suhu ruangan (35 persen).

Pandangan Stakeholder Industri Perhotelan

Menurut Rio, hasil survei ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pelaku industri perhotelan untuk memahami kebutuhan wisatawan modern.

“Survei ini memberikan gambaran tentang perubahan pasar global. Dengan memahami kebutuhan tamu, hotel dapat meningkatkan kualitas layanan dan akhirnya meningkatkan omzet,” ujar Rio.

Profil Responden di Indonesia

Dari 878 responden Indonesia yang terlibat dalam survei, mayoritas berasal dari generasi Millennial (28-43 tahun) dengan persentase mencapai 49 persen. Berikut adalah rincian lebih lengkap:

  • Generasi Z (18-27 tahun): 22 persen
  • Generasi X (44-59 tahun): 28 persen
  • Baby Boomers (60-78 tahun): 2 persen

Dengan temuan ini, industri perhotelan diharapkan dapat beradaptasi dengan tren preferensi wisatawan yang terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen usia.

Tren Wisata Anti-Mainstream: Pilihan Utama Generasi Z dan Milenial

Generasi milenial dan Gen Z memiliki preferensi perjalanan yang terus berubah. Kini, mereka lebih tertarik menjelajahi destinasi wisata yang belum banyak dieksplorasi dan berada di lokasi terpencil.

Menurut Rikant Pittie, Co-Founder EaseMyTrip, tren ini didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pengalaman unik yang menawarkan koneksi lebih dalam dengan budaya lokal, keindahan alam, dan masyarakat setempat. “Wisata berkelanjutan semakin menjadi pilihan utama. Banyak wisatawan kini memilih akomodasi ramah lingkungan, kegiatan dengan dampak rendah, serta mendukung ekonomi lokal,” ujar Pittie, dikutip dari Hindustan Times.

Kesadaran Akan Dampak Pariwisata

Pergeseran minat ini mencerminkan meningkatnya kesadaran generasi muda akan dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas wisata. Mereka ingin berkontribusi dalam menjaga keindahan alam dan melestarikan warisan budaya dari tempat yang mereka kunjungi.

Vinay Bagri, CEO dan Co-Founder Niyo, menambahkan bahwa destinasi seperti Indonesia, Vietnam, Georgia, Filipina, dan Malaysia kini semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Bahkan, terdapat peningkatan pengeluaran hingga 20 persen di kelompok usia 18-24 tahun untuk mengunjungi destinasi yang dianggap tidak biasa.

Pengaruh Musim dan Pilihan Destinasi

Tren ini juga dipengaruhi oleh musim di negara-negara empat musim. Selama musim dingin dan musim semi, negara-negara Asia Tenggara menjadi pilihan utama, sementara Eropa dan Asia Tengah lebih diminati pada musim panas dan gugur.

Bagri menjelaskan bahwa meskipun generasi milenial masih lebih banyak menghabiskan anggaran untuk destinasi tradisional, Gen Z lebih cenderung mengalokasikan dana mereka untuk menjelajahi destinasi yang tidak biasa dan baru.

Peran Teknologi dalam Perjalanan

Teknologi juga memainkan peran besar dalam mengubah pola perjalanan generasi muda. Alat perencanaan berbasis AI, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan pratinjau realitas virtual kini membantu wisatawan menemukan serta merencanakan kunjungan ke lokasi-lokasi yang kurang dikenal dengan lebih mudah.

“Permintaan akan konektivitas yang lancar mendorong inovasi dalam aplikasi dan platform perjalanan. Teknologi ini memungkinkan wisatawan menjelajahi destinasi terpencil, mengakses layanan lokal, dan membuat keputusan yang lebih baik saat bepergian,” jelas Pittie.

Tren Perjalanan Berbasis Minat

Tren lain yang sedang berkembang adalah perjalanan berbasis minat. Wisatawan kini lebih banyak mengatur perjalanan mereka berdasarkan minat tertentu, seperti wisata kuliner, seni, olahraga petualangan, atau retret kesehatan.

“Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman wisata, tetapi juga membuka destinasi baru yang dirancang untuk memenuhi minat khusus,” tambah Pittie.

Selain itu, Pittie menyarankan agar wisatawan memanfaatkan asuransi perjalanan internasional dengan harga terjangkau untuk memastikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.

Peningkatan Popularitas Wisata Desa Di Kabupaten Kutai Kartanegara

Pada 22 November 2024, wisata desa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, semakin diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Tren baru ini mulai berkembang pesat sebagai alternatif wisata alam yang menawarkan pengalaman autentik dan lebih dekat dengan budaya lokal. Pemerintah Kabupaten Kukar menyadari potensi besar ini dan berfokus pada pengembangan sektor pariwisata berbasis desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkenalkan kekayaan alam serta budaya daerah.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan wisata desa, Pemkab Kukar telah merancang berbagai program pengembangan infrastruktur, seperti peningkatan akses jalan, pembangunan fasilitas umum, serta pengelolaan destinasi wisata yang lebih baik. Selain itu, mereka juga fokus pada pemberdayaan masyarakat setempat agar dapat berperan aktif dalam industri pariwisata. Masyarakat diajak untuk mengelola homestay, kerajinan lokal, dan produk makanan khas yang dapat dijual kepada wisatawan, sehingga memberi dampak positif pada perekonomian lokal.

Pemkab Kukar tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga meningkatkan promosi wisata desa dengan menggandeng sektor swasta dan lembaga pariwisata. Berbagai festival budaya dan event lokal juga digelar untuk menarik lebih banyak wisatawan, dengan menampilkan seni, musik, dan kuliner khas desa. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan promosi dan memberikan akses yang lebih luas kepada wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta budaya yang ada di Kabupaten Kukar.

4 Tren Perjalanan Gen-Z dan Cara Mereka Menikmati Pariwisata

Generasi Z, yang lahir antara 1997 dan 2012, telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pariwisata. Salah satu tren utama yang mereka ciptakan adalah pemanfaatan teknologi dalam merencanakan dan menikmati perjalanan. Dengan smartphone sebagai alat utama, Gen-Z lebih memilih menggunakan aplikasi perjalanan, seperti Google Maps, platform pemesanan hotel, dan media sosial untuk menemukan destinasi baru. Mereka juga lebih suka berbagi pengalaman perjalanan secara langsung di platform seperti Instagram dan TikTok.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung berfokus pada destinasi wisata populer, Gen-Z lebih mengutamakan pengalaman unik dan otentik. Mereka memilih perjalanan yang menawarkan pengalaman budaya lokal, petualangan ekstrem, atau kegiatan yang berhubungan dengan keberlanjutan lingkungan. Contohnya, menginap di eco-lodge, berpartisipasi dalam wisata komunitas, atau trekking di tempat yang jarang dijamah turis. Bagi mereka, perjalanan adalah tentang pencarian pengalaman baru yang bisa dibagikan kepada orang lain.

Tren lain yang mencolok di kalangan Gen-Z adalah kepedulian terhadap keberlanjutan dan dampak lingkungan dari perjalanan mereka. Banyak dari mereka yang memilih destinasi ramah lingkungan dan mendukung bisnis pariwisata yang berkelanjutan. Mereka lebih cenderung memilih transportasi yang ramah lingkungan, seperti kereta api atau bus, serta akomodasi yang memiliki sertifikasi hijau dan praktik ramah lingkungan.

Gen-Z dikenal dengan kecenderungannya mencari perjalanan yang terjangkau namun tetap seru dan penuh petualangan. Mereka lebih memilih perjalanan dengan anggaran terbatas, seperti backpacking, menginap di hostel, atau menggunakan layanan berbagi penginapan seperti Airbnb. Fleksibilitas juga menjadi kunci, karena mereka lebih memilih perjalanan spontan tanpa terlalu banyak perencanaan sebelumnya, memanfaatkan penawaran dan promo yang tersedia di platform online.