Memasuki tahun 2025, tren perjalanan mengalami pergeseran besar dengan penekanan pada pengalaman yang lebih santai, dekat dengan alam, serta berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. Berbagai platform pemesanan perjalanan seperti Expedia, Omio, dan Vrbo mencatat bahwa wisatawan kini lebih memilih destinasi yang menawarkan ketenangan, keindahan alam, serta pengalaman yang lebih personal.
Apa saja tren wisata yang akan mendominasi di tahun 2025? Simak prediksi berikut!
1. Peningkatan Perjalanan Solo Pria
Salah satu tren menarik di tahun 2025 adalah meningkatnya jumlah pelancong solo, terutama dari kalangan pria. Berdasarkan data dari Omio, sebanyak 30% pria berencana bepergian sendiri, dibandingkan dengan 23% wanita. Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan dalam pola perjalanan, di mana semakin banyak pria yang memilih eksplorasi solo untuk menemukan jati diri, meningkatkan kemandirian, dan menikmati kebebasan tanpa batasan grup perjalanan.
Menariknya, pelancong solo pria juga cenderung mengalokasikan anggaran lebih besar untuk pengalaman mereka. Sekitar 28% di antaranya berencana menghabiskan lebih dari 2.400 Euro (Rp40,8 juta) dalam sekali perjalanan, menunjukkan bahwa mereka lebih fokus pada kenyamanan dan eksplorasi menyeluruh di destinasi pilihan mereka.
2. Destinasi Alternatif Semakin Diminati
Wisatawan kini mulai menghindari lokasi wisata yang terlalu ramai dan beralih ke destinasi alternatif yang menawarkan suasana lebih tenang. Expedia mencatat peningkatan pencarian untuk tempat-tempat yang berdekatan dengan kota wisata populer, tetapi memiliki daya tarik tersendiri.
Beberapa contoh destinasi alternatif yang mulai naik daun meliputi:
- Reims sebagai alternatif Paris
- Brescia untuk menggantikan Milan
- Girona yang lebih tenang dibandingkan Barcelona
Tren ini memperlihatkan bahwa wisatawan semakin menghargai pengalaman eksklusif yang lebih otentik tanpa harus berdesakan dengan turis lain di tempat wisata utama.
3. Kebangkitan Restoran Hotel dengan Kuliner Eksklusif
Selain destinasi wisata, pengalaman kuliner juga menjadi faktor penting dalam tren perjalanan 2025. Hotels.com melaporkan bahwa wisatawan tidak hanya mencari penginapan yang nyaman, tetapi juga restoran hotel dengan standar tinggi.
Restoran yang dipimpin oleh koki berbintang Michelin serta menawarkan menu musiman menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini terbukti dari meningkatnya ulasan positif tentang pengalaman bersantap di restoran hotel, yang naik hingga 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
4. Fenomena Alam Jadi Daya Tarik Utama
Minat wisatawan terhadap keajaiban alam semakin meningkat. Berdasarkan data dari Vrbo, destinasi yang menawarkan pengalaman melihat fenomena alam unik seperti Northern Lights (Aurora Borealis), letusan gunung berapi, dan geyser menjadi incaran utama pelancong.
Dua pertiga wisatawan dari Inggris bahkan menegaskan bahwa mereka lebih memilih menginap di lokasi yang memberikan pemandangan langsung ke fenomena alam tersebut. Tren ini mencerminkan keinginan wisatawan untuk semakin terkoneksi dengan alam serta mencari pengalaman yang lebih otentik dan mengesankan.
5. Tren JOMO: Perjalanan untuk Relaksasi dan Menjauh dari Hiruk Pikuk
Berbeda dengan tren FOMO (Fear of Missing Out) yang membuat orang berlomba-lomba mengunjungi tempat populer, konsep JOMO (Joy of Missing Out) kini semakin diminati. Perjalanan dengan konsep JOMO berfokus pada ketenangan, istirahat, dan menjauh dari kesibukan dunia digital.
Beberapa fasilitas penginapan yang paling dicari untuk perjalanan JOMO meliputi:
✔ Taman yang tenang
✔ Kolam renang pribadi
✔ Teras dengan pemandangan alam yang menenangkan
Beberapa destinasi yang menjadi pilihan favorit untuk tren ini adalah Taman Nasional Laut Wadden di Denmark dan Reykjavík di Islandia yang menawarkan keindahan fenomena alam spektakuler serta lingkungan yang menenangkan.
Pariwisata 2025: Lebih Personal dan Berkelanjutan
Di Indonesia, tren wisata juga mengalami perubahan signifikan menuju pengalaman yang lebih personal, berbasis komunitas, serta berfokus pada keberlanjutan. Berdasarkan laporan Indonesia Tourism Outlook 2025, wisatawan kini lebih memilih destinasi yang menerapkan prinsip sustainability dan berkontribusi terhadap ekonomi lokal.
Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah dampak pariwisata terhadap lingkungan. Dengan kontribusi 8% dari total emisi karbon global, industri pariwisata harus menemukan cara untuk menjadi lebih ramah lingkungan.
Sebagai langkah nyata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menggandeng Jejakin untuk mengembangkan Carbon Footprint Calculator. Alat ini digunakan untuk menghitung dan memonitor jejak karbon dari aktivitas wisata guna mendorong praktik perjalanan yang lebih bertanggung jawab.
Mendorong Pariwisata Berkelanjutan dengan Blue-Green-Circular Economy (BGCE)
Untuk menciptakan pariwisata yang lebih ramah lingkungan, pemerintah menerapkan konsep Blue-Green-Circular Economy (BGCE) yang mencakup tiga aspek utama:
🔹 Blue Economy – Menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan di kawasan pesisir dan laut.
🔹 Green Economy – Menggabungkan aspek ekonomi dengan kepedulian terhadap lingkungan secara keseluruhan.
🔹 Circular Economy – Mendorong pemanfaatan kembali sumber daya untuk mengurangi limbah dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
Meskipun kesadaran tentang pariwisata berkelanjutan mulai meningkat, pemahaman konsep ini masih perlu lebih ditekankan, terutama di kalangan pelaku industri wisata. Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Agustini Rahayu, menekankan bahwa pariwisata adalah industri yang mengandalkan alam dan budaya lokal, sehingga keberlanjutan harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaannya.
“Destinasi wisata adalah anugerah yang diberikan. Tugas kita adalah mengelolanya dengan bijak agar tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang,” ujar Agustini dalam Seminar Indonesia Tourism Outlook 2025.
Kesimpulan: Tren Wisata 2025 Lebih Santai dan Bertanggung Jawab
Tren wisata di tahun 2025 menunjukkan pergeseran besar dari sekadar perjalanan eksploratif menjadi pengalaman yang lebih personal dan bermakna. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang memprioritaskan relaksasi, koneksi dengan alam, serta keberlanjutan lingkungan, industri pariwisata dituntut untuk beradaptasi dan menghadirkan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dari peningkatan wisata solo pria, destinasi alternatif, hingga kebangkitan restoran hotel dan fenomena alam, tahun 2025 akan menjadi era perjalanan yang lebih beragam dan bertanggung jawab.
Jadi, destinasi mana yang sudah masuk dalam daftar perjalanan Anda tahun depan? 🚀🌿