Di Pacitan, terdapat sebuah masjid unik yang menawarkan pengalaman ibadah berbeda. Masjid ini berdiri mengapung di tepi laut, memungkinkan para jemaah untuk beribadah sambil menikmati panorama lautan yang memukau.
Masjid Apung Pacitan menghadirkan suasana spiritual yang khas dengan latar ombak yang tenang dan semilir angin laut. Dibangun di atas perairan, masjid ini menjadi ikon religi sekaligus destinasi wisata yang menarik perhatian banyak orang.
Tempat ibadah ini mulai dibangun pada tahun 2019 atas gagasan Kyai Fuad Dimyati, yang lebih dikenal sebagai Gus Fuad, pengasuh Pondok Pesantren Tremas, salah satu pesantren bersejarah di Pacitan. Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Kemampul dan terletak di kawasan Pantai Pancer Door, Kelurahan Ploso, Pacitan.
Berkat lokasinya yang strategis, masjid ini mudah diakses oleh masyarakat dan wisatawan, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Fasilitas di area masjid cukup lengkap, mulai dari area parkir yang luas, tempat wudu, hingga toilet. Pengunjung hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000 untuk menikmati keindahan kawasan ini.
Dari segi desain, Masjid Apung Pacitan mengadopsi gaya arsitektur tradisional Jawa dengan dominasi material bambu dan kayu. Keunikannya semakin terasa karena struktur masjid didukung oleh tong atau drum besar yang membuatnya tetap mengapung di atas air.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menawarkan pengalaman religius yang berbeda. Pemandangan laut lepas yang terbentang di sekelilingnya menciptakan suasana tenang dan damai. Suara deburan ombak serta angin pantai yang sejuk semakin menambah kekhusyukan dalam beribadah.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Masjid Apung Pacitan adalah pada sore hari menjelang matahari terbenam. Saat itu, langit mulai berwarna jingga, memantulkan cahaya indah di permukaan laut, menciptakan pemandangan spektakuler yang memberikan ketenangan bagi siapa saja yang berkunjung.
Kini, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi daya tarik wisata religi yang populer. Keberadaannya semakin memperkaya pesona wisata bahari Pacitan, yang dikenal sebagai “Paradise of Java.”