https://icecassino.net

Suriah Sambut Kembalinya Pariwisata Setelah Kejatuhan Rezim Assad

Setelah lebih dari satu dekade kehancuran yang disebabkan oleh Perang Saudara, industri pariwisata Suriah mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Perang yang dimulai pada 2011 dan menelan banyak korban jiwa tersebut, membuat sektor pariwisata negara ini hampir hilang, dengan angka kunjungan wisatawan yang sangat menurun. Namun, pasca-kejatuhan rezim Bashar Al Assad pada Desember 2024, sektor ini perlahan mulai pulih, seiring dengan kembalinya stabilitas di beberapa bagian negara.

Pada 8 Desember 2024, ibu kota Damaskus berhasil dikuasai oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al Sham (HTS), menandai titik balik dalam sejarah Suriah. Kejatuhan rezim Assad memicu perubahan signifikan di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Meski Assad melarikan diri ke Rusia bersama keluarganya, harapan baru muncul di kalangan masyarakat yang melihat peluang untuk memulihkan negara yang pernah menjadi destinasi wisata terkenal ini.

Sebelum perang saudara, Suriah dikenal sebagai tujuan wisata yang kaya akan sejarah dan situs budaya. Kota-kota kuno seperti Palmyra, yang merupakan warisan Yunani-Romawi, dan Kastil Krak des Chevaliers dari era Tentara Salib, menjadi daya tarik utama. Selain itu, Damaskus, yang tercatat sebagai salah satu kota tertua yang masih dihuni, memiliki pesona tersendiri bagi para pelancong. Lanskap alam Suriah yang mempesona, termasuk kawasan pantai Mediterania, juga memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan kembali.

Meskipun masih dalam tahap pemulihan, industri pariwisata Suriah mulai mencatatkan angka positif. Ayoub Alsmadi, pendiri Syria Scope Travel, menyambut kembali turis pertama setelah pemberontakan, menyatakan keyakinannya bahwa sektor ini akan berkembang pesat pasca-kejatuhan rezim Assad. Hal ini dibuktikan dengan mulai adanya tur pertama yang dijadwalkan pada 2025 oleh perusahaan seperti Untamed Borders, yang berfokus pada tujuan wisata ekstrem.

Menurut James Wilcox, pendiri Untamed Borders, pariwisata dapat menjadi alat penting dalam proses pemulihan negara pasca-konflik. Selain mendatangkan pendapatan, sektor ini juga membawa harapan baru bagi masyarakat yang telah melalui banyak tahun penderitaan. Pada 2010, Suriah bahkan mencatatkan lebih dari 10 juta wisatawan, dan kini, meskipun menghadapi banyak tantangan, negara ini kembali menunjukkan potensi besar dalam menarik wisatawan internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *