Tag Archives: UNESCO

https://icecassino.net

“Misteri Danau Toba: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia dan Menjadi Warisan Budaya”

Danau Toba, yang terkenal dengan keindahannya, sebenarnya menyimpan sejarah geologi yang mengejutkan. Sekitar 74.000 tahun lalu, gunung super di Sumatera meletus dengan kekuatan luar biasa, menciptakan dampak yang terasa hingga ke seluruh dunia. Letusan tersebut diperkirakan merupakan letusan gunung berapi terbesar dalam 25 juta tahun terakhir, mengakibatkan musim dingin vulkanik yang merambat hingga ke Kutub Utara. Selain itu, letusan itu mengurangi populasi manusia sekitar 60 persen.

Akibat dari letusan ini, terbentuklah kaldera raksasa yang kemudian terisi air dan menjadi Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia. Menariknya, Samosir, sebuah pulau di tengah danau, dianggap sebagai “bonus” dari letusan tersebut karena pembentukan pulau ini dipengaruhi oleh tekanan magma yang belum keluar sepenuhnya.

Di sekitar danau, hidup masyarakat yang sebagian besar berasal dari suku Batak. Budaya mereka sangat erat kaitannya dengan Danau Toba, termasuk rumah adat khas yang atapnya menyerupai tanduk kerbau atau perahu. Kehidupan mereka juga bergantung pada perikanan air tawar yang melimpah di danau ini.

Pada 2020, UNESCO mengakui Danau Toba sebagai bagian dari Global Geopark Network, yang menunjukkan bahwa danau ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga situs geologi penting yang perlu dilestarikan. Cerita rakyat tentang ikan mas yang berubah menjadi manusia atau Pulau Samosir yang dianggap sebagai anak ikan semakin menambah keunikan dan nilai sejarah Danau Toba. Keindahan alam dan warisan budaya ini patut dijaga, bukan hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk masa depan.

Kesuksesan Festival Musim Semi China di UNESCO, Turis Langsung Serbu Destinasi!

Setelah resmi diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda, Festival Musim Semi China semakin menunjukkan pesonanya sebagai salah satu perayaan terbesar dan paling menarik di dunia. Keputusan UNESCO ini seolah menjadi pengakuan internasional terhadap kemegahan dan tradisi yang terkandung dalam perayaan Tahun Baru Imlek di China. Hal ini tidak hanya membawa kebanggaan bagi masyarakat China, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Selama liburan Festival Musim Semi yang berlangsung selama delapan hari, tercatat lebih dari 14,36 juta perjalanan lintas batas di China, sebuah lonjakan signifikan sebesar 6,3% dibandingkan dengan tahun lalu. Data Badan Administrasi Imigrasi Nasional China mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung internasional terus mengalami kenaikan yang luar biasa, menunjukkan minat besar terhadap keunikan budaya China yang dihadirkan pada festival ini.

Sebagai contoh, Trip.com mencatatkan peningkatan pemesanan wisata yang mencengangkan hingga 203%, sedangkan Qunar juga mencatatkan lonjakan 70% pada pemesanan penerbangan domestik dari wisatawan dengan paspor non-China. Peningkatan ini semakin menguatkan bahwa Festival Musim Semi tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh para wisatawan asing yang ingin merasakan kemeriahan perayaan Tahun Baru Imlek yang penuh warna dan kebersamaan.

Xi’an, salah satu kota dengan kekayaan sejarah luar biasa, menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan internasional. Kota ini mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah perjalanan masuk dan keluar, mencapai 47.000 pergerakan, dengan lonjakan harian hingga 84%. Di sana, wisatawan dapat menikmati keindahan dekorasi lampion megah yang menghiasi kota serta pertunjukan seni yang memukau, menambah daya tarik wisata bagi mereka yang ingin merasakan atmosfer Tahun Baru Imlek yang sesungguhnya.

Tidak hanya Xi’an, Provinsi Henan juga menjadi tujuan yang banyak dikunjungi, dengan kota-kota seperti Kaifeng, Zhengzhou, dan Luoyang menyaksikan lonjakan kunjungan wisatawan internasional yang tak kalah pesat. Zhengzhou, misalnya, mencatatkan kenaikan 132% pada pemesanan pariwisata dibandingkan tahun lalu, dengan pengunjung terbanyak berasal dari negara-negara seperti Hong Kong, Amerika Serikat, Singapura, dan Thailand.

Bagi wisatawan internasional seperti Areanna Haz asal Ekuador, perayaan Festival Musim Semi di Shanghai menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Ia mengungkapkan bahwa perayaan tersebut membantunya memahami budaya China secara lebih mendalam. “Melihat kota yang dipenuhi lentera merah, mencicipi makanan khas seperti pangsit dan nian’gao, serta menyaksikan kembang api yang meriah di Kuil Longhua memberikan pengalaman budaya yang sangat istimewa,” ujar Areanna.

Tak hanya turis, Festival Musim Semi juga menciptakan peluang bagi para wisatawan asing untuk merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat China, dengan banyak yang memilih untuk menginap di rumah-rumah penduduk melalui platform pemesanan homestay seperti Tujia. Peningkatan permintaan homestay ini tercatat 3,7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, dengan 51 kota baru menerima pemesanan homestay dari wisatawan asing untuk pertama kalinya.

Festival Musim Semi China kini bukan hanya menjadi simbol perayaan Tahun Baru Imlek, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam budaya dan tradisi China. Dengan semakin banyaknya pengunjung dari seluruh dunia, perayaan ini semakin memperkenalkan kekayaan budaya China kepada dunia, menjadikannya salah satu festival terbesar yang patut dirayakan oleh seluruh umat manusia.

Tren Selfie Saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Sebuah Peringatan

Tren selfie di kalangan wisatawan kini menjadi perhatian serius UNESCO, terutama terkait dampaknya terhadap situs-situs warisan dunia. Dalam sebuah laporan terbaru, organisasi ini mengeluarkan peringatan mengenai potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh perilaku pengambilan foto yang tidak bertanggung jawab di lokasi-lokasi bersejarah.

Pengambilan selfie di situs-situs warisan dunia sering kali mengabaikan aturan dan pedoman yang ada. Banyak wisatawan berusaha untuk mendapatkan foto terbaik, bahkan hingga melakukan tindakan merusak, seperti menggores, memanjat, atau menginjak-injak area yang dilindungi. Hal ini mengancam keberlangsungan situs yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi.

UNESCO menegaskan bahwa perlindungan situs-situs warisan dunia harus menjadi prioritas utama. Mereka mendesak pemerintah negara-negara yang memiliki situs bersejarah untuk meningkatkan pengawasan dan menerapkan aturan yang lebih ketat. Beberapa negara, seperti Italia dan Mesir, telah mulai menerapkan sanksi bagi wisatawan yang melanggar aturan di situs-situs penting mereka.

Pihak berwenang mengajak wisatawan untuk lebih menyadari dampak dari perilaku mereka. Edukasi mengenai pentingnya menjaga situs bersejarah dan budaya lokal sangat diperlukan. Beberapa organisasi pariwisata juga mulai mempromosikan praktik pengambilan foto yang lebih bertanggung jawab dan menghormati lingkungan sekitar.

UNESCO berharap peringatan ini dapat mendorong perubahan positif dalam perilaku wisatawan. Mereka menyerukan kolaborasi antara pemerintah, organisasi pariwisata, dan masyarakat untuk menciptakan pariwisata yang lebih berkelanjutan. Dengan kesadaran dan tindakan bersama, diharapkan situs-situs warisan dunia dapat tetap terjaga untuk generasi mendatang.