Tag Archives: Eco-Tourism

Tren Pariwisata 2025: Traveler Indonesia Beralih ke Wisata Alam”

Pada 5 Januari 2025, sektor pariwisata Indonesia mengalami perubahan besar, dengan lebih banyak wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi keindahan alam. Temuan survei terbaru menunjukkan peningkatan minat terhadap pariwisata berkelanjutan dan pengalaman alam yang asli.

Menurut laporan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), minat terhadap wisata alam diprediksi akan tumbuh sebesar 46,15 persen pada tahun ini. Banyak wisatawan kini memilih tujuan wisata yang menawarkan keindahan alam, seperti pegunungan, pantai, dan taman nasional, dibandingkan dengan tempat wisata kota atau komersial. Tren ini menunjukkan keinginan masyarakat untuk kembali menikmati alam setelah pandemi.

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi cara orang berwisata, memotivasi mereka untuk mencari pengalaman yang lebih pribadi dan mendalam. Sebagian besar wisatawan kini lebih nyaman untuk mengunjungi tempat-tempat yang tenang dan alami, jauh dari keramaian. Tren ini juga didorong oleh meningkatnya perhatian terhadap kesehatan mental dan fisik melalui kegiatan di luar ruangan.

Minat terhadap wisata alam ini juga terkait erat dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan. Banyak wisatawan yang kini lebih peduli terhadap dampak lingkungan dari pariwisata, sehingga mereka lebih memilih destinasi yang mengutamakan prinsip ramah lingkungan. Konsep pariwisata berkelanjutan semakin populer, di mana wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam tetapi juga berperan dalam melestarikan lingkungan.

Seiring dengan bertumbuhnya minat terhadap wisata alam, sejumlah daerah mulai mengembangkan atraksi lokal yang mengedepankan keindahan alam dan budaya setempat. Destinasi seperti desa wisata dan taman nasional kini menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman yang otentik. Hal ini memberi peluang ekonomi bagi masyarakat lokal yang terlibat dalam pariwisata.

Dengan tren yang terus mengarah pada pariwisata alam, tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tonggak penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Semua pihak diharapkan berperan dalam menjaga kelestarian alam sekaligus menikmati keindahan yang dimiliki oleh Indonesia. Kesadaran akan keberlanjutan dan pengalaman yang autentik akan menjadi faktor utama untuk menarik lebih banyak wisatawan ke berbagai destinasi indah di Indonesia.

Eco-Tourism: Tren Utama yang Membawa Perubahan Besar pada Pariwisata Indonesia

Perubahan iklim kini menjadi ancaman nyata yang tidak lagi dapat diabaikan, dan generasi milenial serta gen Z tumbuh dalam kesadaran akan krisis lingkungan ini. Kedua generasi ini hidup di tengah meningkatnya urgensi untuk menyelamatkan bumi, dan banyak yang berperan aktif dalam menyuarakan keprihatinan terhadap masa depan lingkungan.

Menurut Indonesia Millennial Report 2024 dan Indonesia Gen Z Report 2024, sekitar 90 persen milenial dan 88 persen generasi Z setuju bahwa perubahan iklim perlu ditangani secara serius. Kesadaran ini tercermin dalam perilaku mereka sehari-hari, mulai dari mengurangi penggunaan plastik hingga memilih transportasi umum untuk mengurangi emisi karbon. Selain itu, lebih dari 68 persen milenial dan 88 persen gen Z menyatakan kesiapan mereka membayar lebih untuk produk ramah lingkungan.

Perubahan perilaku ini juga berpengaruh pada pilihan mereka dalam bidang pariwisata, di mana ekowisata dan pariwisata berkelanjutan telah menjadi tren yang populer. Ekowisata atau ecotourism berfokus pada pelestarian lingkungan, pengalaman edukatif bagi wisatawan, serta manfaat bagi komunitas lokal.

Menurut definisi dari KBBI Online, ekowisata adalah jenis wisata yang berlandaskan alam, berupaya melibatkan wisatawan dalam kegiatan yang menjaga kelestarian lingkungan. Ekowisata didesain agar wisatawan tidak merusak lingkungan, tetapi justru mendukung pelestariannya.

Sebagaimana diberitakan oleh icecassino.net, konsep ecotourism mencakup tiga tujuan utama: kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakat lokal, dan keberlanjutan ekonomi. Dalam penerapannya, ecotourism berfokus memberikan pengalaman konservasi alam bagi pengunjung. Empat pilar utama yang menopang ekowisata ini meliputi manajemen berkelanjutan, keberlanjutan sosial-ekonomi, kelestarian budaya, dan pelestarian lingkungan.

Berbeda dari model pariwisata massal, ekowisata lebih mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama, menikmati alam dengan bertanggung jawab, sehingga dampak positif pada lingkungan dan masyarakat sekitar dapat dirasakan secara berkelanjutan.

Ekowisata bukan sekadar tren sementara; ini adalah perubahan yang mendalam dalam pariwisata modern. Dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai bagian aktif dalam pengelolaan wisata, ekowisata tidak hanya menjaga alam, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan di lokasi wisata.

Di Indonesia, popularitas ekowisata dan pariwisata berkelanjutan terus meningkat. Pemerintah Indonesia juga telah menunjukkan komitmen serius untuk mendukung pariwisata yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan survei dari Kemenparekraf pada Juli 2023, yang menunjukkan bahwa lebih dari 56 persen ahli memprediksi pariwisata berkelanjutan akan menjadi tren utama pada 2023-2024.